Resiko Investasi Saham

Apa resiko investasi saham?

Anda yang belum tahu apa itu saham, bisa lihat postingan sebelumya, klik disini

Banyak orang menghindari investasi saham karena takut resiko kehilangan uang yang dia investasikan. Yang namanya investasi apapun pasti ada resikonya. Investasi di bisnis pun ada resiko rugi / bangkrut. Resiko investasi saham bisa diminimalkan jika kita tahu apa yang kita lakukan serta dibimbing oleh mentor yang kompeten, ditambah oleh komunitas yang satu tujuan dengan kita.

Resiko saham itu terkait dua hal :

1. Apakah saham yang kita beli itu saham berkualitas atau saham aba-abal?


Saham berkualitas merupakan saham dari perusahan dengan fundamental yang baik.  Artinya keuangannya baik, prospek bisnis nya jelas, manajemennya pun bagus.  Saham-saham begini hampir bisa dipastikan memberikan imbal hasil yang baik. Dan sangat kecil kemungkinan perusahaan-perusahaan dengan  fundamental bagus tersebut bangkrut atau tiba-tiba dalam kesulitan keuangan.

Contoh: Perusahaan Telkomunikasi Indonesia (Telkom).  Mungkinkah tiba-tiba merugi?
Di tahun 2016, Telkom menghasilkan laba bersih sebesar Rp 19,35 triliun atau tumbuh sebesar 24,9 persen dibandingkan tahun 2015. Sangat kecil kemungkinan Telkom tiba-tiba merugi apalagi bangkrut. 

Bagaimana dengan Indofood? Bisakah Indofood tiba-tiba gulung tikar?

Bank BCA? Bank BRI?

Kalau kita membeli saham-saham berkualitas, resiko investasi kita tidak besar. Tapi kalau kita membeli saham abal-abal, resiko investasi kita akan jauh lebih besar.  Kerugian investasi di saham-saham berkualitas adalah kenaikan nilai sahamnya pun tidak mungkin tiba-tiba terbang ke langit. Hampir tidak mungkin Telkom mencetak keuntungan naik 100% dari tahun sebelumnya.  Demikian juga Indofood dan perusahaan besar lainnya. Mereka sudah begitu besar sehingga mereka tidak mungkin tumbuh berlipat-lipat. Karenanya sahamnya pun tidak akan tumbuh secara mengejutkan.

2. Berapa lama kita bisa investasi saham?

Semakin pendek jangka waktu investasi kita, semakin besar resiko kita.  Semakin lama kita bisa berinvestasi, maka semakin kecil resiko kita.
hasil riset Fidelity Investment
Hasil riset dari Fidelity Investments yang meriset pasar saham di seluruh dunia, menunjukkan, kalau Anda berinvestasi saham hanya setahun saja, maka kemungkinan Anda rugi adalah 22%. Kalau Anda berinvestasi selama 5 tahun, kemungkinan Anda rugi 21%.  Tapi kalau Anda berinvestasi setidaknya 12 tahun, hampir tidak ada kemungkinan Anda akan merugi. Semakin panjang jangka waktu investasi Anda, semakin kecil resiko investasi Anda.

Melihat grafik pasar saham Indonesia dari tahun 1992 ini.  
Bahkan ketika Anda harus melewati tahun 2008, ketika pasar saham Indonesia mencapai titik terendah. Anda tetap menikmati keuntungan jika Anda berinvestasi selama setidaknya 5 tahun. 

Lalu mengapa orang sampai kehilangan uang di pasar saham?

Karena serakah! Mereka yang kehilangan uang di pasar saham mengabaikan 2 hal di atas. Mereka tidak peduli kualitas saham yang mereka beli (sepanjang ada potensi mendapatkan keuntungan). Mereka ingin mendapatkan keuntungan secepat-cepatnya. Jika Anda mengabaikan dua hal di atas; membeli saham bagus dan berinvestasi jangka panjang, maka Anda harus siap dengan resikonya.

Sumber :
Kunardi Phakist founder Happy Billionaires Club
(sebuah komunitas nabung Saham)





No comments:

Post a Comment